Sebagai negara kepulauan sekaligus maritim, Indonesia memiliki kawasan perairan yang luas dengan bentuk yang sangat beragam, mulai dari danau, sungai, laut, dan bendungan atau waduk.
Pembangunan bendungan atau waduk di Indonesia sudah ada sejak era pemerintahan kolonial Belanda dan masih dilanjutkan hingga saat ini.
Tidak hanya pembangunan, pemeliharaan infrastruktur bendungan yang telah selesai dibangun juga masih dilakukan hingga saat ini untuk menjaga fungsi utama bendungan sebagai konservasi air.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat meninjau Bendungan Sindangheula di Provinsi Banten pada Kamis 16 Juni 2022, Menteri Basuki mengingatkan kepada BBWS yang bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya air untuk terus memperhatian persoalan enceng gondok dalam pemeliharaan bendungan untuk menjaga fungsi sebagai tampungan air.
Diketahui, Bendungan merupakan sebuah bangunan yang sengaja dibuat manusia untuk menampung air. Tampungan air tersebut dibangun untuk sejumlah keperluan, di antaranya sebagai penyimpan cadangan air, pencegah banjir, menyediakan irigasi persawahan, tempat wisata, hingga menyediakan energi untuk pembangkit listrik.
Di Indonesia banyak ditemukan bendungan-bendungan yang tersebar di berbagai daerah yang dibangun dengan berbagai ukuran, mulai dari ukuran kecil hingga besar dan luas.
Berikut 5 bendungan terbesar di indonesia yang harus diketahui :
1. Waduk Jatiluhur

Waduk Jatiluhur merupakan bendungan terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Luas wilayah waduk ini mencapai 8.300 hektare, serta mencakup wilayah Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Cianjur, dan Bandung. Bendungan ini dibangun sejak tahun 1957 dengan total kapasitas tampung sebesar 2447,84 juta m3. Bendungan ini memiliki tujuan utama sebagai sumber mata air yang dapat mengairi irigasi sawah seluas 242.000 hektare. Selain itu, Waduk Jatiluhur juga terhubung dan waduk besar lainnya, yaitu yang ada di aliran Sungai Citarum.
2. Waduk Jatigede

Waduk yang dibangun pada tahun 2008 dengan total kapasitas tampung sebesar 979,5 juta m3 ini telah dinyatakan rampung dan diresmikan pada tahun 2015. Bendungan ini memiliki luas keseluruhan 4.980 hektare, dengan wilayahnya yang mencakup daerah Majalengka dan Sumedang. Sebenarnya, pembangunan Waduk Jatigede yang membendung Sungai Cimanuk ini sudah direncanakan sejak masa pemerintahan Hindia Belanda. Namun dalam kurun waktu yang lama itu pembangunan tidak bisa dilaksanakan karena adanya pertentangan dari masyarakat sekitar. Tujuan pembangunan Waduk Jatigede sendiri adalah untuk mengairi irigasi persawahan. Pada perjalanannya, bendungan ini juga dijadikan pembangkit listrik tenaga air yang menghasilkan listrik sebesar 10 megawatt.
3. Waduk Gajah Mungkur

Luas genangan Waduk Gajah Mungkur mencapai 8.800 hektare dalam kapasitas maksimum atau saat puncak musim hujan. Namun karena sifatnya pasang surut, maka luas genangan yang eksis di bendungan ini tercatat sekiat 2.000 – 3.000 hekatare. Waduk Gajah Mungkur berada di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Wilayahnya mencakup 7 kecamatan. Pembangunan waduk ini harus dilakukan dengan transmigrasi bedol desa. Total ada 51 desa yang digusur dan warganya dipindah ke Pulau Sumatera. Bendungan ini dibangun dengan total kapasitas tampung sebesar 750 juta m3 yang berfungsi untuk mengendalikan banjir di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo.
4. Waduk Kedung Ombo

Bendungan ini mulai dibangun pada tahun 1980, dengan total kapasitas tampung sebesar 703 juta m3 dan luas genangan mencapai 6.570 hektare. Waduk Kedung Ombo ini berada di 3 kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Sragen, Grobogan, Boyolali. Pembangunannya seringkali dikaitkan dengan konflik pembebasan lahan di era Orde Baru antara pemerintah dengan masyarakat di sekitarnya.
5. Waduk Karangkates

Lokasi Waduk Karangkates berada di wilayah Malang, Jawa Timur dan membendung aliran Sungai Brantas. Dibangun pada tahun 1995, Waduk Karangkates dibangun di atas lahan seluas 6 hektare. Waduk Karangkates berfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga air berkapasitas 3 x 35 megawatt. Adapun produksi listrik yang dihasilkan bendungan ini mencapai 400 juta kwh per tahunnnya.