/Terapkan Teknologi Gasifier, PLTSa Putri Cempo 2 MW Ditargetkan Beroperasi April 2022

Terapkan Teknologi Gasifier, PLTSa Putri Cempo 2 MW Ditargetkan Beroperasi April 2022

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menargetkan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) Putri Cempo sudah beroperasi pada April 2022. Hal tersebut disampaikan Menteri ESDM Arifin Tasrif saat melakukan tinjauannya ke proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo, Surakarta, Provinsi Jawa Tengah, Selasa, 25 Januari 2022.

Tinjauannya tersebut untuk menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo yang menyoroti timbunan sampah di perkotaan sekaligus memastikan progress proyek PLTSa tersebut berjalan dengan baik.

PLTSa Putri Cempo memiliki kapasitas daya 10 megawatt (MW). Dimana untuk tahap awal proyek tersebut diharapkan mulai beroperasi 2 MW pada April 2022 dan ditargetkan bisa beroperasi secara bertahap dengan kapasitas penuh 10 MW pada Desember 2022. Sehingga, PLTSa Putri Cempo diharapkan bisa memproduksi listrik sebesar 8 MW pada 8 Desember 2022 agar target tersebut tercapai.

Arifin mengungkapkan terhambatnya pengiriman peralatan akibat pandemi Covid-19 menjadi tantang yang harus dihadapi dalam proyek pembangunan pembangkit listrik tersebut.

Selain itu, adanya pembatasan aktivitas beberapa waktu lalu menyebabkan tenaga kerja tidak bisa bekerja dengan maksimal sehingga pengangkutan alat berat gasifier sempat mengalami kendala dan memakan waktu hingga 3 bulan mengingat ukurannya yang sangat besar dan tidak bisa dibongkar pasang.

Dia berharap proyek PLTSa Putri Cempo bisa menjadi contoh bagi pengembangan proyek PLTSa lain yang masuk ke dalam Program Prioritas Nasional (PSN) pada Perpres Nomor 35/2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.

Dia menyebut proyek PLTSa Putri Cempo merupakan PLTSa ke – 2 dari 12 PLTSa yang rencananya akan dibangun pemerintah di indonesia. Sementara untuk PLTSa pertama adalah PLTSa Benowo, Surabaya, yang saat ini sudah beroperasi. Berbeda dengan PLTSa Benowo, PLTSa Putri Cempo menggunakan teknologi gasifier. Namun, PLTSa Benowo menggunakan teknologi insinerator atau dibakar.

Menurutnya, Proyek PLTSa merupakan bagian dari program pemerintah untuk bisa memanfaatkan energi yang bersih dan terbarukan sekaligus sebagai bentuk komitmen Indonesia yang telah menyepakati global methane pledge untuk mengurangi emisi gas metana hingga 30 persen pada 2030, serta untuk mengejar target Net Zero Emission di 2060.

Oleh karena itu, pihaknya mendorong inisiatif dari pemerintah daerah untuk menuntaskan proyek PLTSa lantaran memberikan dampak yang signifikan bagi pemerintah daerah maupun kota, terutama dari sisi kesehatan masyarakat, serta keindahan tata kota.