PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mengonfirmasi bahwa telah ada 8 investor yang melakukan penandatanganan kontrak untuk berinvestasi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah atau Grand Batang City.
Agus Purbianto selaku Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan PT PP menyebut ada beberapa investor yang sedang melakukan negosiasi kerja sama dengan pihak KIT Batang. Dua investor diantaranya telah menjalankan proses konstruksi pabriknya di KIT Batang, sedangkan sisanya sedang dalam proses persiapan pelaksanaan tender.
Namun, dalam pernyataannya tersebut tidak dijelaskan secara terbuka perusahaan – perusahaan mana saja yang sudah dan akan menanamkan modalnya di KIT Batang. Sebelumnya diketahui ada perusahaan
Agus menyebut investor yang hadir di KIT Batang terdiri dari beberapa sektor, antara lain pabrik kaca, keramik, otomotif, pipa, lampu, tinta industri, dan lain-lain. Meskipun demikian, Grand Batang City masih terus berusaha menambah portofolio yang hadir di kawasan tersebut.
Kabarnya, KIT Batang ini juga tengah dilirik oleh salah satu investor produsen mobil listrik asal Amerika Serikat (AS) yaitu Tesla besutan Elon Musk, ketika hendak berinvestasi di indonesia.
Menurutnya, saat ini Tesla tengah melakukan komunikasi dengan pemerintah dan melakukan pengkajian lebih lanjut terkait dengan rencana investasinya di indonesia. Di samping itu, rencana masuknya Tesla merupakan bukti nyata Pemerintah Indonesia membawa sektor industri lebih inovatif guna menggerakkan ekonomi dalam negeri. Sekaligus, menjadi sinyal Kabupaten Batang akan menjadi luar biasa dikenal pengusaha luar negeri maupun dalam negeri.
“Di sana akan ada perusahaan-perusahaan besar, seperti LG, Foxconn, kemudian Tesla pun Insya Allah akan masuk ke sana, dan beberapa perusahaan lain termasuk pabrik kaca yang konstruksinya sudah dimulai,” kata Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.
Ketertarikan perusahaan kendaraan listrik berinvestasi di indonesia lantaran indonesia menyiapkan ekosistem baterai mobil listrik yang komprehensif mulai dari hulu hingga ke hilir, yakni dari tambang, smelter, prekursor, sel baterai, hingga daur ulangnya.
Tidak hanya itu, indonesia juga memiliki sumber daya alam yang melimpah guna mendukung pembangunan industri baterai listrik yang kabarnya membutuhkan empat komponen seperti nikel, cobalt, mangan dan litium. Namun, Dari empat komponen tersebut terdapat satu komponen yang tidak dimiliki yakni litium.
Agus juga memastikan bahwa ongkos produksi di Indonesia jauh lebih murah dibandingkan lokasi lain di dunia. Bahkan pemerintah siap memfasilitasi investor untuk memproses perizinan jika ingin berinvestasi di Indonesia. Jadi menurutnya, sangat rugi bila para investor yang ingin mengembangkan ekosistem baterai mobil tidak melakukan investasi di indonesia.
PTPP tidak sendirian mengelola KIT Batang. Kawasan industri ini dikelola oleh konsorsium yang melibatkan PTPP, PT Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero), PT Perkebunan Nusantara IX, dan Perumda Aneka Usaha Batang Regency.
Selain berpartisipasi dalam pembangunan konstruksi baik dari sisi infrastruktur kawasan maupun bangunan pabrik, PTPP juga terus mendukung percepatan investasi di KIT Batang atau Grand Batang City.
Adapun saat ini KIT Batang telah memasuki pengembangan tahap kedua yang meliputi pematangan lahan, pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan kawasan dan jaringan utilitas, serta fasilitas pendukung lainnya.
Mengutip laman resmi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, KIT Batang memiliki luas 4.300 hektare (Ha). Lebih dari separuh area di KIT tersebut ditargetkan rampung pada tahun 2024 mendatang.