Proposal Pemprov Sumatera Barat mengenai pembangunan Fly Over di jalur Sitinjau Lauik kabarnya mendapatkan penolakan dari Kementerian PUPR. Meskipun demikian, Andre Rosiade sebagai Anggota DPR RI dari Sumatera Barat terus berupaya mencari solusi lain untuk menyelesaikan persoalan lalu lintas antara Padang-Solok di Sitinjau Lauik, Kecamatan Lubukkilangan, Padang yang rawan akan longsor disertai dengan kondisi medan jalan yang sewaktu-waktu dapat membahayakan pengendara.
Salah satu upaya yang saat ini tengah dilakukan adalah dengan meminta bantuan PT Hutama Karya untuk memperjuangkan rencana itu agar tetap terlaksana.
Menurutnya, Pembangunan Flyover ini merupakan solusi untuk memberikan rasa aman kepada pengendara yang melintas di jalan nasional tersebut karena arus lalu lintas tidak lagi berada di pinggir bukit.
Andre menyebut longsor sering kali terjadi akhir akhir ini di empat titik. Bahkan, hampir setiap hujan turun dengan intensitas yang cukup tinggi, longsor menjadi bencana yang tak dapat dihindari. Hal ini tentunya berpotensi mengganggu arus lalu lintas serta dapat membahayakan masyarakat maupun pengendara.
Guna mengatasi persoalan tersebut, Andre mengaku perjuangannya selama ini tidak berhenti sampai disana meski proposal rencana pembangunan flyover Sitinjau yang dibuat oleh Pemprov Sumbar telah ditolak.
Oleh karena itu, Dirinya mengajak Direktur Operasi III PT Hutama Karya untuk melihat langsung kondisi jalan di Sitinjau Lauik. Sekaligus, meminta HK untuk mengajukan proposal rencana pembangunan flyover ke Kementerian PUPR, dengan menawarkan konsep Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KBPU).
Dengan demikian, Andre berharap tender KPBU proyek pembangunan flyover ini dapat dilaksanakan pada Januari 2023 dan mulai proses konstruksi pada Juni 2023, Sehingga persoalan jalur Sitinjau Lauik dapat selesai pada Juni-Juli 2024. Hal ini mengartikan bahwa flyover Sitinjau Lauik telah berdiri dan turut memberikan banyak manfaat kepada masyarakat maupun pengendara bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan dirinya di DPR RI pada tahun 2024.
Mendengar permintaan dari Andre Rosiade, Direktur Operasi III PT Hutama Karya Koentjoro mengungkapkan bahwa pihaknya mendukung rencana tersebut yang dimana sejalan dengan penilaian pihaknya mengenai perlu adanya pembangunan flyover di Sitinjau Lauik.
Andre menyatakan HK akan mengajukan proposal ke Kementerian PUPR untuk menjelaskan konsep desain pembangunan flyover yang akan dilakukan. Bila proposal berhasil disetujui oleh Kementerian PUPR, Koentjoro menyebut pemerintah kabarnya akan melakukan pembayaran secara bertahap kepada Hutama Karya dari nilai kontrak proyek yang diperkirakan mencapai Rp1 triliun.