/Langgar Tata Ruang dan Berpotensi Timbulkan Banjir, Wali Kota Makassar Tolak Desain Rel At Grade KA Sulsel

Langgar Tata Ruang dan Berpotensi Timbulkan Banjir, Wali Kota Makassar Tolak Desain Rel At Grade KA Sulsel

Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto menyatakan penolakannya terhadap desain konstruksi rel Kereta Api Sulawesi Selatan di Makassar yang menggunakan konsep at grade atau jalur darat melintasi wilayahnya.

Hal itu disampaikan Danny Pomanto secara terbuka dalam konferensi pers pembangunan jalur kereta api Makassar di Gedung DPRD Kota Makassar, Senin 18 Juli 2022.

Danny menilai konsep perencanaan kereta api segmen Makassar tidak sesuai perencanaan awal. Dia berdalih bukan menolak kehadiran kereta api di Makassar, namun konstruksi relnya harus elevated.

Dalam konferensi pers tersebut, Danny menjelaskan desain rel at grade dikhawatirkan akan menimbulkan banjir yang semakin parah di Makassar, terutama untuk wilayah seperti Lantebung, Mandai, dan sekitarnya yang akan dilalui rel dapat terancam banjir akibat penimbunan lahan.

Selain itu, Danny menilai pembangunan rel dengan konsep desain at grade ini juga akan menelan biaya pembangunan lebih besar dibandingkan dengan menggunakan konsep elevated. Pasalnya, menurutnya konsep at grade ini harus membebaskan lahan sekitar 60 meter dan membangun lebih banyak jembatan. Sedangkan, konsep elevated hanya membutuhkan lahan sekitar 5 meter.

Rencananya tempat pembangunan rel kereta api di Makassar akan melewati kawasan utara Makassar, yang dimana kawasan tersebut telah direncanakan akan dikembangkan sebagai kawasan reklamasi. Sehingga, pembangunan kereta api diperkirakan akan bertabrakan dengan rencana pengembangan dari pemerintah kota bila tetap menggunakan konsep at grade.

Sejak 2015, kawasan tersebut sudah sah menjadi tata ruang pemerintah kota. Pelaksanaan tata ruang yakni New Port, revisi dari desain pelabuhan yang dimasukkan dalam tata ruang, termasuk jalan tol yang saat ini dilaksanakan.

Penolakan desain konstruksi rel Kereta Api Sulsel ini juga terjadi lantaran tidak adanya pemberitahuan terlebih dahulu ke pemerintah kota mengenai perubahan konsep ke at grade secara tiba-tiba pada pembangunan rel Kereta Api Makassar yang awalnya telah diusulkan menggunakan konsep elevated atau melayang oleh Wali kota Makassar. Bahkan, telah disepakati bersama dengan Kementerian Perhubungan sejak tahun 2015.

Perubahan tersebut menjadi pertanyaan lantaran tidak adanya keterlibatan pemerintah kota dan DPRD Makassar serta alasan mengapa rel kereta api makassar tidak menggunakan konsep elevated seperti halnya rel kereta api di Medan, Palembang dan Bandung.

Sebelumnya, Kepala Balai Kereta Api Sulsel Amanna Gappa telah merencanakan Kereta Api Sulsel akan beroperasi pertama pada Oktober 2022. Namun pengoperasian pertama baru akan dilakukan di tiga kabupaten terlebih dahulu, yaitu Maros, Pangkep dan Barru.

Sebagai informasi, proyek kereta api di Sulsel merupakan proyek strategis nasional (PSN) yang sudah diatur dalam Perpes Nomor 109 Tahun 2020. Dengan regulasi ini, proyek kereta api tetap harus dilanjutkan meskipun mendapatkan penolakan dari Wali Kota Makassar yang menilai bahwa rel yang dibuat di darat ini tidak berkesesuaian dengan perencanaan tata ruang kota.