PT Hitachi Construction Machinery Indonesia (HCMI), Entitas asosiasi emiten alat berat PT Hexindo Adiperkasa Tbk. (HEXA) tersebut kabarnya menambah produksi excavator menyusul tingginya permintaan akibat lonjakan kebutuhan batu bara dari Uni Eropa.
Produksi excavator ini dilakukan mulai dari segmen ukuran kecil sampai dengan medium serta meningkatkan pembuatan manufaktur.
Sekretaris Perusahaan Corp. Planning & SMO Hexindo Adiperkasa Listiana menjelaskan bahwa strategi itu sejalan dengan penambahan tertinggi jumlah equipment yang diperkirakan terjadi sepanjang 2022-2023 karena lonjakan permintaan Uni Eropa.
Meskipun demikian, Dia tidak memerinci penambahan produksi alat berat perusahaan. Namun Listiana memastikan perusahaan telah melakukan penjualan equipment dengan jumlah besar dalam 6 bulan ke depan.
Diberitakan sebelumnya, jumlah pasokan diperkirakan bakal tetap di bawah kebutuhan pasar meskipun kendati emiten-emiten di industri alat berat sudah menyiapkan taktik untuk menyiasati tingginya permintaan
Ketua Umum Perhimpunan Agen Tunggal Alat Berat Indonesia (PAABI) Etot Listyon mengatakan situasi seperti itu berpotensi terjadi lantaran lonjakan kebutuhan batu bara dunia bakal berlangsung cukup lama.
Mengutip dari Bisnis Indonesia, Listyon menyebut pihaknya memprediksi tingginya permintaan pasar terhadap batu bara Indonesia akan berlangsung sampai dengan tahun depan
Bahkan, dia juga memprediksi jumlah permintaan alat berat akan lebih tinggi pada 2023 dengan asumsi optimistis bahwa kebutuhan batu bara dunia terutama dari Uni Eropa masih besar.
Asosiasi, sambungnya, sudah menaruh proyeksi optimistis terkait dengan permintaan alat berat di Indonesia tahun depan.
Menurut data PAABI, periode Mei 2021 hingga Mei 2022 terjadi kenaikan permintaan terhadap alat berat sebesar 80 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) di Tanah Air.
Pasalnya, beberapa negara sudah memulai transaksi pembelian batu bara yang mana diantaranya adalah negara Jerman, Polandia, Italia, Spanyol, dan Belanda. Dari sejumlah negara tersebut, satu diantaranya yakni Jerman telah menjadi negara yang sudah resmi mengajukan permintaan 150 juta ton.
Tahun ini, Listyon memperkirakan industri alat berat di indonesia akan memproduksi 20.000 unit untuk memenuhi kebutuhan permintaan pasar. Namun 40 persen diantaranya yakni sebanyak 8.000 unit dikhususkan untuk sektor batu bara.
Menurut data Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi), kapasitas produksi alat berat di Indonesia sekitar 10.000 unit per tahun atau jauh di bawah permintaan dengan total sekitar 18.000 unit per tahun.
Sebagai informasi, HCM (Hitachi Construction Machinery) diketahui hingga saat ini telah memberikan solusi bisnis kepada pelanggan dalam industri alat berat baik di sektor pertambangan, konstruksi, perkebunan dan kehutanan dengan menyediakan produk alat berat yang berkualitas tinggi serta dukungan purna jual yang terbaik.
Hitachi Construction Machinery memiliki berbagai tipe produk alat berat dengan merek Hitachi dan Bell serta dukungan suku cadang serta layanan purna jual yang inovatif di seluruh dunia.