PT Adhi Karya Tbk. (ADHI) saat ini tengah mempercepat proyek pembangunan Tol Solo-Jogja sepanjang 96,57 kilometer yang dinilai mampu mendongkrak potensi ekonomi dan industri di kawasan Joglosemar (Jogja, Solo, Semarang).
Direktur Teknik PT Jogja Solo Marga Makmur, Pristi Wahyono melaporkan perkembangan pembangunan tol saat ini yang kabarnya telah memasuki pengerjaan Seksi 1 ruas Kartosuro – Purwomartani sepanjang 42,38 kilometer. Adapun pengerjaan seksi 1 yang terbagi menjadi dua paket pembangunan yakni Paket 1 Solo – Klaten dengan panjang 22,3 kilometer, dan Paket 2 Klaten – Purwomartani dengan panjang 20,08 kilometer.
Progres konstruksi seksi 1 dilaporkan telah mencapai 40,5 persen dengan lahan yang berhasil dibebaskan sebesar 73,6 persen. Sementara untuk seksi 2, progres konstruksi baru mulai dilakukan dengan progres pembebasan lahan sebesar 30,1 persen.
Jalan Tol yang dibangun sejak tahun 2021 dengan biaya konstruksi mencapai Rp26,6 triliun ini diklaim menjadi tol pertama yang nantinya akan melintasi wilayah Jogja. Pembangunan tol Solo-Jogja tahap I ditargetkan rampung pada kuartal kedua 2024. Ini termasuk uji layak operasi, sehingga dapat beroperasi pada kuartal ketiga 2024.
Guna mencapai target tersebut, Adhi Karya sebagai kontraktor pelaksana saat ini tengah mempercepat pembangunan proyek tol Solo-Jogja yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut sehingga manfaat pembangunan jalan tol dapat segera dirasakan masyarakat.
Keberadaan jalan tol ini dinilai penting lantaran akan melintasi dua kota besar di Jawa, yakni Solo dan Jogja yang merupakan kota budaya, kota pariwisata, dan pendidikan.
Menurut Wahyono, dua kota besar tersebut memiliki potensi yang cukup tinggi dalam menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Sehingga industri perhotelan hingga restoran yang dilalui jalan tol ini juga akan tumbuh dan meningkat.
Keberadaan jalan tol ini nantinya akan menjangkau Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulonprogo sehingga akses transportasi udara dapat menjadi lebih mudah.
Selain itu, tol Solo-Jogja mampu mendongkrak industri kreatif di daerah serta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) seiring dengan berkembangnya pariwisata.
Meskipun begitu, Adhi Karya menghadapi sejumlah tantangan dalam pembangunan tol Solo-Jogja. Salah satunya seperti lahan untuk pembangunan yang berkarakteristik khusus, yakni lahan Tanah Kas Desa (TKD), tanah wakaf, hingga instansi pemerintahan. Kemudian terdapatnya resistensi dari masyarakat pemilik lahan dalam proses pembebasan.
Istakmar Hudi Wijaya, Kepala Dusun di Dusun II Desa Kuwiran, Boyolali mengungkapkan bahwa terdapat total 347 petak lahan yang tercatat terkena dampak pembangunan tol Solo-Jogja di Desa Kuwiran, Boyolali.
Oleh karena itu, pelaksanaan pembangunan Jalan Tol yang dikelola oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) ini melakukan pendekatan dengan masyarakat. Pasalnya, Pendekatan ini menurutnya dinilai efektif dalam penyelesaian pembebasan lahan.