PT Indra Karya (Persero) terus berkomitmen untuk menunjukkan kinerja positifnya di tengah pandemi saat ini khususnya pada sektor pengelolaan Sumber Daya Air seperti pembangunan bendungan.
Pada tahun sebelumnya, Indra Karya tercatat telah berhasil merampungkan beberapa bendungan guna mendukung infrastruktur ketahanan air dan pangan bagi masyarakat Indonesia. Adapun proyek bendungan pertama yang dikerjakan Indra Karya pada 2022 yakni Bendungan Mbay yang terletak di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Indra Karya mengaku siap memberikan kontribusi terbaiknya dalam pembangunan Bendungan Mbay.
Proyek bendungan ini merupakan salah satu dari 11 bendungan baru yang termasuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai dengan PERPRES Nomor 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Direktur Utama PT Indra Karya (Persero) Gok Ari Joso Simamor menyebut pembangunan Bendungan Mbay di NTT merupakan salah satu wujud keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang perlu didukung dan dikerjakan sebaik mungkin.
Bendungan Mbay yang rencananya dibangun hingga 2027 mendatang ini bertujuan mendukung program ketahanan pangan dan meningkatkan tampungan air di Nusa Tenggara Timur.
Vice President Operation and Business Development Division, Gagah Guntur Aribowo, menyampaikan bahwa pembangunan Bendungan Mbay terbagi menjadi 2 paket yakni Paket 1 dan Paket 2 yang dimana dalam kedua paket tersebut Indra Karya memiliki peran sebagai Lead Konsultan Supervisi Konstruksi.
Ketelibatan Indra Karya sebagai Lead Konsultan Konstruksi dalam pembangunan Bendungan Mbay ini ditetapkan melalui penandatangan kontrak Pekerjaan Supervisi Pembangunan antara PT Indra Karya (Persero) Divisi Engineering I – Rasenta – Sabana KSO dengan PPK Kegiatan Bendungan II BWS NT2 pada tanggal 30 Juni 2021 lalu.
Gagah juga menjelaskan bahwa konstruksi Bendungan Mbay didesain dengan tinggi 48 m, lebar 12m dan panjang 436 m dengan volume kapasitas tampungan total 51,74 juta m3 dengan luas genangan 499,44 ha. Selain itu, Bendungan Mbay didesain dengan tipe zonal dengan inti tegak.
Pembangunan Bendungan Mbay terbagi menjadi 2 paket, dimana progres fisik untuk paket I sudah 2,21 persen dan paket II baru 0,83 persen. Adapun Paket I dikerjakan oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk-Bumi Indah KSO dan Paket II dikerjakan oleh kontraktor PT Brantas Abipraya. Sedangkan supervisi dikerjakan oleh PT Indra Karya-Rancang Semesta-Sabana (KSO).
Sebagai informasi, pembangunan bendungan Mbay telah melalui proses yang panjang dimana feasibility study telah dilakukan pada tahun 1999-2000, kemudian dilanjutkan dengan detail desain pada 2001-2002 dan 2016. Serta Land Acquisition and Resettlement Action Plan (LARAP) dan AMDAL dilakukan pada 2018, jelas Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) NTT II Agus Sosiawan.
Adapun biaya pembangunan Bendungan Mbay yang dikerjakan pada 2021-2024 ini dibangun dengan alokasi anggaran Rp 1,915 triliun.
Proyek ini nantinya ditargetkan bisa menghasilkan air baku 0,21 m3 per detik, serta memberikan manfaat irigasi terhadap 5.899 ha lahan pertanian, yang diharapkan dapat meningkatkan intensitas tanam dan penyediaan air baku di kota Mbay dan sekitarnya serta pengendalian banjir di daerah hilir.
PT Indra Karya merupakan BUMN konsultan konstruksi yang kini masuk ke dalam Holding PT Danareksa (Persero) ini telah terlibat dalam berbagai proyek strategis nasional terutama pada pembuatan Bendungan di Indonesia. Sebanyak 65% lebih dari keseluruhan bendungan yang ada di Indonesia merupakan hasil maha karya PT Indra Karya dengan bentuk desain bendungan yang high standard, inovatif, dan terintegrasi.
Dalam menjamin ketersediaan air nasional, Bendungan menjadi salah satu bagian utama untuk memberikan pemastian ketahanan air secara berkelanjutan yang diperuntukan ketersediaan air baku bagi masyarakat termasuk bagi sektor pertanian untuk memperkuat ketahanan pangan di Indonesia.